Dalam pandangan mataku yang penuh kesedihan, dunia terasa suram dan hampa. Tiada pancaran cahaya yang menghiasi setiap sudut kehidupanku. Terjebak dalam kegelapan, suaraku teredam oleh kehampaan yang membisu. Aku merasa seperti sebatang pohon yang layu, tak berguna bagi siapa pun. Setiap kali aku berteriak meminta pertolongan, suara tawamu lah yang terdengar sebagai respons, menambah deritaku.
Rumah yang dulu penuh kehangatan dan kasih sayang kini menjadi penjara yang membelenggu jiwaku. Tak lagi ada kedamaian di sana, hanya ruang kosong yang menyambutku dengan kesendirian yang memilukan. Aku terombang-ambing dalam kesedihan, terjebak dalam kerinduan yang tak terpenuhi. Aku hanyalah seorang diri, tak ada yang meluangkan waktu untuk memahami dan merasakan beban yang kurasakan.
Rasa putus asa semakin menyelimuti diriku. Bagiku, hidup telah kehilangan makna dan tujuan. Setiap hari terasa berat dan penuh dengan kesedihan yang tiada akhir. Rasanya seperti berjalan di jalanan yang sepi, tanpa tujuan yang jelas. Aku hanya mengembara dalam kehampaan, tak tahu apa yang harus kulakukan untuk melarikan diri dari kesedihan yang membelengguku.
Perlahan-lahan, harapan dalam diriku mulai memudar. Aku tidak lagi memiliki semangat untuk mencari kebahagiaan, karena rasanya sia-sia saja. Aku tidak lagi berharap ada yang peduli dan memahami perasaanku. Aku merasa terasing, tak memiliki tempat yang nyaman untuk berlindung. Hidup menjadi semakin pahit dan aku merasa seperti terjatuh ke dalam jurang yang tak berujung.
Tidak ada lagi arti dalam hidup ini. Aku hanyalah bayang-bayang yang terlupakan di tengah keramaian. Aku merasakan kesedihan yang begitu dalam dan menghancurkan hatiku. Aku tak lagi melihat makna dan keindahan dalam segala hal. Aku hanyalah seorang pengembara kesedihan yang terhilang dalam kehampaan, tanpa harapan akan kebahagiaan.
Comments
Post a Comment