Kali ini, saya akan membahas film horror yang memiliki
banyak percabangan cerita, yaitu "Insidious: The Red Door". Tenang saja
dalam review ini tidak ada spoiler. Saya menempatkan diri sebagai seorang
penonton biasa, saya hanya ingin mengungkapkan pengalaman menonton saya
terhadap film ini.
Film ini mengambil latar 10 tahun setelah film keempat, dan
seri kelima ini mengisahkan tentang upaya keluarga Lambert, yaitu Josh
(diperankan oleh Patrick Wilson), Renai (diperankan oleh Rose Byrne), dan anak
mereka yang sudah dewasa, Dalton (diperankan oleh Ty Simpkins), untuk mencari
tahu mengapa keluarga mereka kembali diganggu oleh sosok arwah.
Setelah menonton film ini dan merenung sejenak, menurut
pendapat saya, "The Red Door" adalah film horor yang tidak terlalu
sukses dalam pembangunannya. Film ini terkesan membosankan dengan subplot yang
tidak memiliki arah yang jelas. Alur cerita dalam film ini terasa tidak
konsisten dan tidak berhasil memikat penonton yang mudah bosan.
Selain itu, akhir film ini diwarnai dengan jump scare yang
terkesan malas dan tidak efektif. Daripada menciptakan ketegangan yang
membangun, jump scare tersebut terasa dipaksakan dan tidak memberikan dampak
yang diharapkan. Hal ini membuat penonton merasa kecewa karena film ini gagal
memberikan pengalaman menyeramkan yang memuaskan.
Tidak hanya itu, sejumlah subplot dalam "Insidious: The
Red Door" terasa tidak relevan dan tidak mempengaruhi alur cerita utama
secara signifikan. Plot yang tidak berkembang ini hanya menambah kebingungan
dan membuang-buang waktu penonton. Dengan kurangnya kedalaman dan arahan yang
jelas, film ini gagal memberikan dampak emosional yang kuat. Sebagai akibatnya,
penonton mungkin merasa tidak terhubung dengan karakter atau tidak tertarik
dengan apa yang terjadi di layar.
Secara keseluruhan, "Insidious: The Red Door"
adalah film horor yang kurang berhasil dalam menyajikan alur cerita yang
menarik dan gagal memberikan momen menakutkan yang efektif. Saya berharap bahwa
di masa depan, pembuat film dapat lebih fokus pada pembangunan alur cerita yang
konsisten, menghilangkan subplot yang tidak relevan, dan menyajikan momen
menakutkan yang lebih efektif bagi penonton.
SEKIAN.
Comments
Post a Comment